A. PENGANTAR
Sumber video asli dari naskah ini diambil dari YouTube, kemudian dicuplik sebagian-sebagian dan dikonversi menjadi gambar GIF untuk melengkapi naskah CARA MEMBUAT BLAZER yang disusun oleh Team Instruktur Kursus Menjahit LPK Intan Sruweng Kebumen Jateng.
Naskah ini terdiri dari 4 (empat) seri, yaitu:
MEMBUAT BLAZER 1: Mengolah Pola
MEMBUAT BLAZER 2: Mengolah Saku
MEMBUAT BLAZER 3: Mengolah Pelapis dan Krah
MEMBUAT BLAZER 4: Mengolah Lengan.
B. MENGAMBIL UKURAN BADAN
Sumber video asli dari naskah ini diambil dari YouTube, kemudian dicuplik sebagian-sebagian dan dikonversi menjadi gambar GIF untuk melengkapi naskah CARA MEMBUAT BLAZER yang disusun oleh Team Instruktur Kursus Menjahit LPK Intan Sruweng Kebumen Jateng.
Naskah ini terdiri dari 4 (empat) seri, yaitu:
MEMBUAT BLAZER 1: Mengolah Pola
MEMBUAT BLAZER 2: Mengolah Saku
MEMBUAT BLAZER 3: Mengolah Pelapis dan Krah
MEMBUAT BLAZER 4: Mengolah Lengan.
B. MENGAMBIL UKURAN BADAN
Pada prinsipnya, ukuran badan yang diambil untuk membuat blazer relatif sama dengan pengambilan ukuran badan ketika membuat blouse, kebaya dan sejenisnya.
Lingkar badan terdiri atas lingkar dada, lingkar pinggang dan lingkar pinggul, ketiganya ditambah antara 4 sampai 6 cm dari ukuran aslinya.
Ukuran lebar badan dan lebar leher diukur pas.
Ukuran panjang punggung, panjang pinggang, panjang pinggul, panjang baju, panjang siku dan panjang lengan juga diukur pas. Untuk ukuran lingkar leher ditambah satu jari telunjuk ikut dalam lilitan meteran di leher, sedangkan lingkar lengan, lingkar siku dan lingkar pergelangan tangan ditambah 4 cm dari ukuran aslinya. Ukuran badan merupakan dasar untuk menggambar pola blazer.
C. MEMBUAT POLA BLAZER
Karena membutuhkan keterangan cukup banyak, maka cara menggambar pola blazer akan diuraikan pada judul tersendiri.
Setelah gambar pola selesai dibuat diatas kertas, selanjutnya digunting menurut bentuknya. Pada gambar pola badan bagian depan posisi kopnat ikut dilobangi supaya mudah ketika disalin ke kain bahan blazer. Demikian halnya posisi kantong, baik bawah maupun atas perlu diberi garis dan digunting supaya posisinya mudah disalin ke kain bahan.
Pola badan bagian belakang, pola krah, pola lengan dan semua bagian pola digunting sesuai bentuk gambarnya.
D. MEMOTONG KAIN SESUAI POLA
Sebelum dipotong, sebaiknya kain diseterika lebih dahulu supaya halus rata tidak ada bekas lipatan maupun kerutan lainnya. Setelah rata, barulah dipasang potongan-potongan pola dengan tata letak yang pas pada posisinya. Supaya posisi pola tidak bergerak bisa diberi pemberat dari besi atau logam lainnya. Pada kain digambar pola yang akan dipotong, dengan memperhitungkan tambahan untuk jahitan sekitar 1,5cm dan tambahan lipatan pada posisi tertentu sesuai lebar lipatan yang dikehendaki. Selanjutnya kain dipotong pada garis pola yang tergambar di kain tersebut.
E. MENGOLAH KAIN POTONGAN POLA
Pada kain potongan-potongan pola perlu diolah dengan menggambar dimana letak dan posisi kopnat, posisi saku serta dimana garis jahitan, guna mempermudah pekerjaan menjahit blazer pada langkah berikutnya. Sebelum digambar posisi garis kantong saku, potongan kain pola badan bagian depan harus sudah dijahit lebih dahulu, karena posisi garis kantong saku bawah akan melewati jahitan sambungan pola blazer bagian depan. Supaya kain tetap rata, posisi jahitan sambungan pola juga perlu diseterika setelah proses jahitan selesai. Semua kain potongan pola perlu diolah terlebih dahulu.
F. MENGOLAH KEMAPANAN POLA DI BADAN
Setelah posisi letak jahitan pada masing-masing potongan pola ditentukan dengan gambar garis jahitan, selanjutnya perlu diuji sejauh mana tingkat kemapanan blazer yang sedang dibuat bila nanti dipakai. Hubungkan garis-garis jahitan menggunakan bantuan jarum pentul dan dipasang pada alat peraga badan calon pemakainya. Bila posisi garis jahitan masih kurang mapan, sesuaikan posisinya sampai pada posisi mapan di tubuh calon pemakainya.
Selain mengolah kemapanan pola badan, juga perlu diatur kemapanan krah, apakah bisa mapan di tubuh pemakainya.
Untuk menguji tingkat kemapanan lengan, di ujung lengan dipasang benang dengan jahitan tangan yang posisinya bisa diulur dan dipendekkan. Pasanglah lengan pada posisinya, sambil diatur dimana posisi yang paling mapan di tubuh calon pemakainya. Juga diperhatikan seberapa panjang lengan yang paling pas di badan calon pemakainya.
Baju yang baik adalah baju yang terasa nyaman bila disandang oleh pemakainya, dan terasa mapan bila dipandang oleh yang melihatnya. Karena itu tes uji kemapanan pola perlu dilakukan dalam proses pembuatan baju yang baik.
G. MENGUNCI PADA POSISI MAPAN
Setelah diperoleh kedudukan posisi paling mapan ditubuh calon pemakainya, selanjutnya posisi mapan tersebut perlu dikunci menggunakan jahitan tangan.
Kedudukan posisi mapan bisa sedikit beda dengan kain potongan pola asli yang telah dibuatnya. Supaya blazer bisa mapan ketika dipakai, maka potongan kain pola asli perlu di-edit lagi, agar bisa lebih pas dan lebih mapan bila dipakai.
Setelah posisi mapan dikunci, selanjutnya ditentukan ukuran pola yang seharusnya, dan pola yang sudah ada harus disesuaikan lagi.
H. MENG-EDIT POLA KE POSISI MAPAN
Meng-Edit pola adalah merobah potongan kain pola yang asli menjadi potongan kain pola baru yang lebih mapan dan lebih pas dengan ukuran badan calon pemakainya.
Potongan kain pola yang belum mapan perlu di-edit ke posisi mapan agar sesuai dengan hasil uji coba kemapanan yang telah dilakukan pada langkah sebelumnya.
Pola lengan perlu disesuaikan garis lengkungannya, kemiringannya, ukuran lingkarannya, serta panjang lengannya.
Pola badan di-edit dengan memperhatikan panjang baju yang pas, bila masih kepanjangan perlu dipotong, sebaliknya bila kurang panjang perlu disambung.
Lingkar dada, lingkar pinggang dan lingkar panggul juga dikoreksi agar bentuk blazer yang sedang dibuat bisa pas mapan dengan ukuran badan calon pemakainya.
Kemiringan tempat dudukan krah perlu disesuaikan dengan hasil uji coba kemapanan krah yang telah dilakukan.
Bentuk lengkungan lengan pada pola badan diperhitungkan dengan posisi mapan juga, agar di bagian depan, antara dada dengan lengan tampak bidang, terasa enak dan mapan di tubuh pemakainya.
Demikian pula potongan-potongan kain pola lainnya, semua masih perlu di-edit agar bisa serasi mapan, sesuai posisi mapan yang telah dikunci pada langkah sebelumnya. Uji coba kemapanan pola dilakukan menggunakan alat peraga badan wanita dewasa yang lazim dimiliki oleh seorang penjahit.
Langkah ini kelihatannya bertele-tele dan membuang waktu, tetapi sebenarnya akan mendapatkan kepuasan, karena blazer yang dibuat bisa mapan, enak dipandang dan nyaman disandang.
Memiliki ketrampilan membuat blazer yang rapi dan mapan sangat menguntungkan, karena saat ini banyak dibutuhkan masyarakat dan ongkos jahitannyapun cukup mahal.
Siapa tahu, dengan latihan membuat blazer sekarang, selang beberapa bulan kemudian nasib dan rejeki keuangan Anda dapat berubah drastis di masa mendatang.
I. PENUTUP
Pantas dipertimbangkan...
CARA MEMBUAT BLAZER LENGKAP telah dikemas dalam 2(dua) keping VCD plus buku petunjuknya, mulai dari mengambil ukuran badan, menggambar pola blazer, memotong kain, memapankan pola, mengedit pola, mengolah saku dan lapisan dalam, mengolah krah, lengan dan lainnya sampai menjadi blazer yang rapi dan mapan. Peminat yang ingin memiliki VCD (2 keping) plus bukunya dipersilakan menghubungi nomor HP 087 737 621 625. Terimakasih.
Lingkar badan terdiri atas lingkar dada, lingkar pinggang dan lingkar pinggul, ketiganya ditambah antara 4 sampai 6 cm dari ukuran aslinya.
Ukuran lebar badan dan lebar leher diukur pas.
Ukuran panjang punggung, panjang pinggang, panjang pinggul, panjang baju, panjang siku dan panjang lengan juga diukur pas. Untuk ukuran lingkar leher ditambah satu jari telunjuk ikut dalam lilitan meteran di leher, sedangkan lingkar lengan, lingkar siku dan lingkar pergelangan tangan ditambah 4 cm dari ukuran aslinya. Ukuran badan merupakan dasar untuk menggambar pola blazer.
C. MEMBUAT POLA BLAZER
Karena membutuhkan keterangan cukup banyak, maka cara menggambar pola blazer akan diuraikan pada judul tersendiri.
Setelah gambar pola selesai dibuat diatas kertas, selanjutnya digunting menurut bentuknya. Pada gambar pola badan bagian depan posisi kopnat ikut dilobangi supaya mudah ketika disalin ke kain bahan blazer. Demikian halnya posisi kantong, baik bawah maupun atas perlu diberi garis dan digunting supaya posisinya mudah disalin ke kain bahan.
Pola badan bagian belakang, pola krah, pola lengan dan semua bagian pola digunting sesuai bentuk gambarnya.
D. MEMOTONG KAIN SESUAI POLA
Sebelum dipotong, sebaiknya kain diseterika lebih dahulu supaya halus rata tidak ada bekas lipatan maupun kerutan lainnya. Setelah rata, barulah dipasang potongan-potongan pola dengan tata letak yang pas pada posisinya. Supaya posisi pola tidak bergerak bisa diberi pemberat dari besi atau logam lainnya. Pada kain digambar pola yang akan dipotong, dengan memperhitungkan tambahan untuk jahitan sekitar 1,5cm dan tambahan lipatan pada posisi tertentu sesuai lebar lipatan yang dikehendaki. Selanjutnya kain dipotong pada garis pola yang tergambar di kain tersebut.
E. MENGOLAH KAIN POTONGAN POLA
Pada kain potongan-potongan pola perlu diolah dengan menggambar dimana letak dan posisi kopnat, posisi saku serta dimana garis jahitan, guna mempermudah pekerjaan menjahit blazer pada langkah berikutnya. Sebelum digambar posisi garis kantong saku, potongan kain pola badan bagian depan harus sudah dijahit lebih dahulu, karena posisi garis kantong saku bawah akan melewati jahitan sambungan pola blazer bagian depan. Supaya kain tetap rata, posisi jahitan sambungan pola juga perlu diseterika setelah proses jahitan selesai. Semua kain potongan pola perlu diolah terlebih dahulu.
F. MENGOLAH KEMAPANAN POLA DI BADAN
Setelah posisi letak jahitan pada masing-masing potongan pola ditentukan dengan gambar garis jahitan, selanjutnya perlu diuji sejauh mana tingkat kemapanan blazer yang sedang dibuat bila nanti dipakai. Hubungkan garis-garis jahitan menggunakan bantuan jarum pentul dan dipasang pada alat peraga badan calon pemakainya. Bila posisi garis jahitan masih kurang mapan, sesuaikan posisinya sampai pada posisi mapan di tubuh calon pemakainya.
Selain mengolah kemapanan pola badan, juga perlu diatur kemapanan krah, apakah bisa mapan di tubuh pemakainya.
Untuk menguji tingkat kemapanan lengan, di ujung lengan dipasang benang dengan jahitan tangan yang posisinya bisa diulur dan dipendekkan. Pasanglah lengan pada posisinya, sambil diatur dimana posisi yang paling mapan di tubuh calon pemakainya. Juga diperhatikan seberapa panjang lengan yang paling pas di badan calon pemakainya.
Baju yang baik adalah baju yang terasa nyaman bila disandang oleh pemakainya, dan terasa mapan bila dipandang oleh yang melihatnya. Karena itu tes uji kemapanan pola perlu dilakukan dalam proses pembuatan baju yang baik.
G. MENGUNCI PADA POSISI MAPAN
Setelah diperoleh kedudukan posisi paling mapan ditubuh calon pemakainya, selanjutnya posisi mapan tersebut perlu dikunci menggunakan jahitan tangan.
Kedudukan posisi mapan bisa sedikit beda dengan kain potongan pola asli yang telah dibuatnya. Supaya blazer bisa mapan ketika dipakai, maka potongan kain pola asli perlu di-edit lagi, agar bisa lebih pas dan lebih mapan bila dipakai.
Setelah posisi mapan dikunci, selanjutnya ditentukan ukuran pola yang seharusnya, dan pola yang sudah ada harus disesuaikan lagi.
H. MENG-EDIT POLA KE POSISI MAPAN
Meng-Edit pola adalah merobah potongan kain pola yang asli menjadi potongan kain pola baru yang lebih mapan dan lebih pas dengan ukuran badan calon pemakainya.
Potongan kain pola yang belum mapan perlu di-edit ke posisi mapan agar sesuai dengan hasil uji coba kemapanan yang telah dilakukan pada langkah sebelumnya.
Pola lengan perlu disesuaikan garis lengkungannya, kemiringannya, ukuran lingkarannya, serta panjang lengannya.
Pola badan di-edit dengan memperhatikan panjang baju yang pas, bila masih kepanjangan perlu dipotong, sebaliknya bila kurang panjang perlu disambung.
Lingkar dada, lingkar pinggang dan lingkar panggul juga dikoreksi agar bentuk blazer yang sedang dibuat bisa pas mapan dengan ukuran badan calon pemakainya.
Kemiringan tempat dudukan krah perlu disesuaikan dengan hasil uji coba kemapanan krah yang telah dilakukan.
Bentuk lengkungan lengan pada pola badan diperhitungkan dengan posisi mapan juga, agar di bagian depan, antara dada dengan lengan tampak bidang, terasa enak dan mapan di tubuh pemakainya.
Demikian pula potongan-potongan kain pola lainnya, semua masih perlu di-edit agar bisa serasi mapan, sesuai posisi mapan yang telah dikunci pada langkah sebelumnya. Uji coba kemapanan pola dilakukan menggunakan alat peraga badan wanita dewasa yang lazim dimiliki oleh seorang penjahit.
Langkah ini kelihatannya bertele-tele dan membuang waktu, tetapi sebenarnya akan mendapatkan kepuasan, karena blazer yang dibuat bisa mapan, enak dipandang dan nyaman disandang.
Memiliki ketrampilan membuat blazer yang rapi dan mapan sangat menguntungkan, karena saat ini banyak dibutuhkan masyarakat dan ongkos jahitannyapun cukup mahal.
Siapa tahu, dengan latihan membuat blazer sekarang, selang beberapa bulan kemudian nasib dan rejeki keuangan Anda dapat berubah drastis di masa mendatang.
I. PENUTUP
Pantas dipertimbangkan...
CARA MEMBUAT BLAZER LENGKAP telah dikemas dalam 2(dua) keping VCD plus buku petunjuknya, mulai dari mengambil ukuran badan, menggambar pola blazer, memotong kain, memapankan pola, mengedit pola, mengolah saku dan lapisan dalam, mengolah krah, lengan dan lainnya sampai menjadi blazer yang rapi dan mapan. Peminat yang ingin memiliki VCD (2 keping) plus bukunya dipersilakan menghubungi nomor HP 087 737 621 625. Terimakasih.
Team Instruktur Kursus Menjahit LPK Intan Sruweng Kebumen Jateng.
Catatan
Judul-judul berikut saling berkaitan dan bersambung
- MEMBUAT BLAZER 1: Mengolah Pola
- MEMBUAT BLAZER 2: Mengolah Saku
- MEMBUAT BLAZER 3: Mengolah Pelapis dan Krah
- MEMBUAT BLAZER 4: Mengolah Lengan
Dapat dikunjungi dengan meng-KLIK judul yang dikehendaki, atau dengan KLIK gambar yang terpampang di sebelah kanan naskah.
No comments:
Post a Comment