Wednesday, October 17, 2012

ANTARA BORDIR MANUAL DAN BORDIR DIGITAL


Bordir Manual
Bordir Digital
Membordir secara manual menggunakan mesin jahit memang dibutuhkan ketelatenan, keuletan dan kesabaran yang tinggi.  Kelincahan menggerakkan pemidangan kain merupakan kunci keberhasilan membuat bordiran yang berkualitas. 

Sekarang sudah banyak mesin bordir canggih berkomputer, baik yang berkepala satu maupun berkepala banyak untuk produksi massal.  Hasil bordirannya lebih cepat dan rapi, namun sayangnya, alur garis benang yang membentuk gambar bordiran kurang dapat menjiwai obyek yang sedang dibordirnya.  Dapat dimaklumi, karena yang membordir adalah mesin yang dikendali sepenuhnya oleh komputer, sehingga bordiran tersebut seratus prosen hasil kinerja benda mati yang tidak punya jiwa seperti manusia.  Dalam proses bordir digital, hasil karya manusia berakhir sampai batas olahan gambar film bordir, kemudian disimpan menjadi file rajutan bordir di flashdisk, sebagai sumber untuk mengoperasikan mesin bordir digital.

Sebagai ilustrasi, ada gambar bunga dan daun yang sedang dibordir manual menggunakan mesin jahit biasa (gambar kiri) dan gambar serupa yang dibordir pakai mesin bordir digital (gambar kanan). Perhatikan arah gerakan jarum ketika membordir gambar bunga dan daun tadi.  Bunganya merah daunnya hijau.  Karena warna merah dan hijaunya relatif rata, maka mesin bordir digital akan mengeblok warna itu tanpa menjiwai arah serat arsiran gambar bunga dan daun, seperti anak TK sedang mewarnai gambar...  Sementara arah gerakan jarum mesin jahit manual mengikuti arah arsiran gambar bunga dan daun dengan arah arsiran seperti pelukis yang sedang meng-arsir lukisan bunga dan daun.

Arah arsiran gambar bordir sangat menentukan kualitas hasil bordiran. Gambar bordir yang arah arsiran benangnya bisa selaras dengan ujud dari obyek aslinya, bisa menghasilkan gambar yang seolah-olah hidup seperti obyek aslinya. Sebaliknya arah arsiran yang tidak bisa menjiwai obyek yang digambar akan menghasilkan gambar datar yang tampak mati. Ada hasil bordir manual yang harganya jauh lebih mahal dari hasil bordir komputer. Berpangkal dari kondisi ini, BORDIR MANUAL akan tetap bertahan hidup berdampingan dengan BORDIR DIGITAL.

Antara bordir manual dan bordir digital adalah kelas yang berbeda, bordir manual merupakan HASIL KERAJINAN TANGAN, sedang bordir digital merupakan HASIL PRODUKSI MESIN. Proses pembuatannya jauh lebih lama ketika membuat bordir manual, karena itu harga jualnya juga jauh lebih tinggi dibanding harga jual bordir digital.

Bordir manual lebih cocok untuk membordir gambar obyek hidup seperti tanaman (bunga, daun, dsb), binatang (singa, ular, harimau, dsb) dan juga gambar manusia. Bordir digital lebih tepat untuk membordir obyek mati seperti mobil, motor, dan benda lain, juga membordir tulisan huruf dan angka serta logo perusahaan, logo sekolah dan lambang lainnya.

Dalam dunia usaha, bordir manual sebaiknya untuk melayani PRODUKSI PESANAN sedangkan bordir digital untuk melayani PRODUKSI MASSAL, antara keduanya bisa sama-sama hidup berdampingan, tidak perlu bersaing untuk saling mematikan.


Thursday, October 11, 2012

PRAKTEK MEMBUAT BAJU KEMEJA PRIA


Baju kemeja pria (hem) dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:

1.      Kemeja yang ketika dipakai selalu dimasukkan didalam celana, misalnya kemeja/hem seragam sekolah, kemeja kerja di kantor, dan sejenisnya.
Ciri-cirinya adalah, hanya ada saku atas tidak ada saku bawah, jahitan samping kiri dan kanan yang mempertemukan baju bagian depan dan belakang merupakan garis lurus, jelasnya bagian pinggang tidak mengecil, karena posisi ketika dipakai sudah dimasukkan kedalam celana, sehingga bagian pinggang sudah mengecil sendiri.
2.      Kemeja yang ketika dipakai selalu di luar celana, misalnya kemeja batik, baju muslim yang dipakai di luar sarung, dan sejenisnya.
Ciri-cirinya adalah, ada saku atas dan lazimnya juga ada saku bawah di kiri dan kanan depan. Selain itu, jahitan samping kiri dan kanan yang mempertemukan baju bagian depan dan belakang merupakan garis lengkung yang memperhitungkan lingkar pinggang dan lingkar pinggul.
3.      Kemeja yang ketika dipakai terkadang dimasukkan celana terkadang diluar celana.
Ciri-cirinya adalah, hanya ada saku atas tidak ada saku bawah, jahitan samping kiri dan kanan yang mempertemukan baju bagian depan dan belakang dibuat lengkung sedikit pada bagian pinggangnya, lebih kecil antara 1 sampai 2 cm saja.

Jadi, sebelum membuat kemeja pria, perlu dipastikan terlebih dahulu hal-hal yang berikut:
1.      Apakah kemeja yang akan dibuat itu selalu dipakai didalam celana? (seperti baju seragam sekolah dan baju kerja kantor, dsb)
2.      Apakah kemeja yang akan dibuat itu selalu dipakai diluar celana? (seperti baju batik, baju muslim, dsb)
3.      Apakah kemeja yang akan dibuat itu kadang dipakai didalam celana, kadang diluar celana?
Kepastian ini penting, karena gambar pola kemeja pria diantara ketiganya saling berbeda.

Selanjutnya, silakan KLIK langkah-langkah berikutnya dibawah ini: